Wednesday, December 3, 2014

Selamatkan Wanita Indonesia


“Bagaimana cara merobohkan sebuah gedung? Mudah sekali, cukup di hancurkan setiap pilar penyangganya, maka robohlah gedung itu.” Ujar Ustadz Felix Siauw dalam awal-awal kajian umum di masjid al-Mabrur Asrama haji Surabaya tadi pagi. “Wanita” lanjut beliau, “adalah pilarnya agama, juga pilarnya sebuah bangsa.”

Benar, wanita adalah pilarnya agama. Maka tidak heran jika orang yang ingin menghancurkan Islam gencar untuk menyerang pilar ini. Sebab jika pilarnya sudah rusak, maka rusaklah bangunan Islam ini.

Belum lagi jika kita melihat realita saat ini, bahwa wanita telah mendominasi dunia, khususnya dunia Islam. Bukti nyata yang membenarkan adalah hampir disetiap kajian yang mendominasi adalah wanita, termasuk kajian pagi tadi. Laki-laki yang hadir hanya segelintir orang, sedangkan jamaah ibu-ibu tumpah ruah. Hingga hal ini yang mendadak membuat Ustadz Felix merubah sebagian besar konten yang disampaikan. Yang awalnya bertemakan “Mencetak generasi Al-Fatih, generasi dambaan” lalu beliau membahas seputar mendidik anak sesuai tuntunan Islam. Mengapa? Karena kenyataan yang hadir adalah ibu-ibu.

Ustadz Felix juga menceritakan tentang acara yang pernah beliau adakan di jakarta, yakni bertemakan “Amati, Ta’aruf, Menikah”. Acara ini terbuka untuk umum, yang hadir 2.400an orang. Dari sekian ribu peserta tersebut, laki-lakinya hanya berjumlah 80an orang. Sisanya? Ya wanita. Wanita sangat mendominasi!

Hal inilah yang membuat msusuh-musuh Islam sangat tertarik untuk
merusak wanita. Disamping jumlahnya yang sudah mendominasi, menghancurkan wanita itu berlipat keuntungan bagi mereka. Jika mereka merusak seorang lelaki, yang rusak hanya lelaki tersebut. Tapi jika merusak wanita, ada tiga pihak yang sekaligus ikut dirugikan; wanita itu sendiri, suaminya dan anaknya.

Bagaimana musuh-musuh Islam merusak wanita? Ustadz Keturunan China ini menjelaskan, yakni Musuh Islam setidaknya merusak wanita melalui 3F; Food, Fun, Fashion. Mereka tau bahwa Islam menyuruh kita memakan makanan yang halal dan baik (Halalan thoyyiban), melalui food alias makanan, mereka gencar menjerumuskan wanita agar mengkonsumsi yang haram. Jika seorang ibu sudah memakan makanan atau meminum yang haram, maka dipastikan generasi selanjutnya akan “tercemar”. Ibu yang suka meminum minuman keras, efek minuman tersebut akan menyerang anaknya sejak janin, padahal janin adalah cikal bakal generasi selanjutnya. Apa yang diharapkan dari generasi yang sudah “tercemari limbah” sejak dalam kandungan?

Kemudian melalui fun, wanita di “racuni” melalui pergaulan yang cenderung bebas. Pergaulan yang mengutamakan kesenangan, asal senang ayo. Belum lagi pengaruh tontonan televisi yang juga mencontohkan gaya hidup penuh kesenangan. Sehingga yang masuk dalam meomri otaknya adalah kesenangan, kesenangan dan kesenangan tanpa mengacu pada kebenaran. Dan bisa kita lihat generasi saat ini, sangat mudah untuk kita jumpai. Maka wanita yang seperti ini susah untuk menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak baik.

Lalu cara merusak wanita selanjutnya adalah melalui fashion. Sudah bisa kita saksikan, fashion-nya wanita saat ini banyak yang mencontoh artis yang suka berbusana semi telanjang. Atau bahkan yang berjilbab tapi disalahgunakan menjadi fashion berlebihan, sehingga tujuan dari berhijab menjadi tergadaikan dengan gaya yang melanggar aturan syar’i. Contoh kecilnya adalah yang berjilbab namun justru memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan pakaian yang amat ketat. Atau, berlebihan dalam mengedepankan kemewahan pakaian dan kecantikan di depan khalayak umum. Padahal tujuan utama dari berhijab adalah menutupi bukan memperlihatkan keindahan wanita. Sebab keindahan wanita hanya untuk sang suami, bukan untuk umum. “Hijab dan fashion tidak bisa menyatu. Fashion untuk dilihat, sedangkan hijab untuk menutup” Kata ustadz Felix.

Dengan kenyataan seperti ini, sebagai seorang muslim kita tidak boleh tinggal diam. Maka harus ada upaya melakukan sesuatu untuk menyelamatkan nasib para wanita ini. Diantaranya adalah mendidiknya sesuai tuntunan Islam sejak dini, agar tertanam kuat dan melekat nilai-nilai keislaman. Kelak, insyaAllah mereka akan melahirkan generasi-generasi unggul.

Selain itu upaya penjagaan bagi seorang muslimah adalah dengan mempersilahkan anak bergabung kepada harokah Islam, karena disanalah ia akan mendapat bimbingan tarbiyah keislaman bersama orang-orang yang ikhlas dan istiqomah di jalan Allah.

Dan secara khusus, dalam acara kajian umum tersebut ayah dari empat anak ini berpesan kepada para muslimah agar meneladani wanita-wanita mulia, meniru gaya hidup wanita hebat. Beberapa diantara contoh wanita termulia dan terhebat di muka bumi adalah dia yang berada di balik para Rasul ulul ‘azmi. Ada Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW, Maryam ibunda ‘Isa, Ummi Musa ibu Musa, Siti Hajar istri Ibrahim, dan seterusnya. merekalah wanita berpengaruh bagi kesuksesan para Rasul. Menggali kisah mereka adalah menggali mutiara yang terpendam. Apa yang mereka contohkan amat pantas diikuti oleh wanita setelahnya.

Jadi, tunggu apalagi? Mari kita kembalikan wanita kepada posisinya sebagai pilar agama. Kita selamatkan mereka dari ancaman musuh-musuh Allah dengan cara kembali kepada Islam dan mempelajarinya secara berkesinambungan.

Waalahua’lam.

Termuat di Bina Qolam

No comments: