Wednesday, November 12, 2014

Debar hati di malam pertama DM1



Hari itu, waktu ashar hampir tiba. Matahari masih lumayan terik. Namun sesuai yang disepakati, para peserta DM1 sudah mulai berkumpul di masjid kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. Bahkan saya dan panitia acara sejak sebelum jam dua sudah standby di masjid tersebut. Dan menjelang ashar para peserta terus berdatangan. Ada yang sendirian, ada yang berdua dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk mahasiswa yang dari Malaysia
sore itu kompak datang bersama-sama sejumlah lima orang. Mereka semua langsung menggabungkan diri dengan peserta lain. Meski beda Negara, mereka merasa santai aja, seperti keluarga. Ya, suasana ukhuwah kini mulai tercipta.

Di seberang masjid sana, di bawah pohon kulihat ada dua truckpolisi yang sedang parkir, sepertinya sedang menanti orang-orang yang akan menumpanginya.Tapi sepertinya truck itu bukan menunggu kami, sebab kami sudah memboking busuntuk keberangkatan peserta.

Tidak jauh daari truck polisi itu ada bus warna hijau bertuliskan “HIKMAH”. Sepertinya itu bus yang akan mengantarkan kami. Segera sajasaya coba mendatangi bus itu untuk memastikan.
Dan sesuai dugaan, bus itulah yang akan mengantarkan kami ke Krian, Sidoarjo; tempat berlangsungnya acaraDM1.

***

Setelah shalat ashar, kami pastikan tidak ada lagi yang tertinggal, maka keberangkatanpun di mulai. Saya lihat jam menunjukkan pukul empat lewat. Yah mundur sekitartiga puluh menit dari rencana. Tapi tak apalah.

Oh ya, waktu itu tidak semua panitia ikut naik bus. Diantaranya adalah saya dan beberapa orang panitia lainnya yang menggunakan motor. Perjalanan dari Surabaya-Sidoarjo sangat macet, maklum hari jum’at sore; orang-orang pada mudik.

Tepat saat adzan magrib selesai kami sudah tiba di lokasi. Tapi bus baru tiba setelah kami selesai shalat maghrib. Saya senang melihat mereka sampai di tujuan dengan selamat dan lancar. Tapi justru disini degub hati saya makin mengencang. Pikiransaya terus bergelayut membayangkan apa yang terjadi nanti saat acara berlangsung.Bagaimana harus mengkondisikan para peserta yang sangat beragam? Bagaimana pula mengawali acara pembukaan?

Juga bagaimana saat saya harus menjelaskan tentang narasi DM1 kali ini? Sebab DM1 kali ini sedikit berda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini ada warna baru yang ingin kami bangun. Disini,mampukah saya menjelaskan konsep narasi yang sudah sama-sama kami persiapkan? Ah,pikiran itu terus lari kesana kemari dari otak kanan hingga otak kiri. Otak kiri selalu mewanti-wanti agar acara berjalan sistematis sesuai rencana. Otak kanan ingin acara ini seru dan tidak membosankan. Kedua otak ini terus bekerja untuk menemukan cara terbaik menjalani acara yang akan segera di mulai. Harapan saya;kedua otak ini berfungsi sesuai fungsinya masing-masing.

Satuhal yang saya rasakan ketika para peserta baru saja turun dari bus; bingung! Ya,bingung.

Saya bingung bagaimana mengawali untuk menjelaskan tentang suasana disana, sebab saat itu yang sama-sama kami lihat adalah banyaknya anak pramuka. Mereka lebih dahulu menggunakan area tersebut. Dengan keadaan seperti ini saya khawatir perasaan peserta sedikit terganggu. Merasa tidak nyaman atau sejenisnya. Jujur, saya gak ingin itu terjadi pada peserta. Bagi saya kesan awal itu penting, jika kesan awal saja sudah muak bagaimana mereka mau semangat mengikuti acara nantinya?

Tapi, memang beginilah keadaannya. Di malam yang cukup gelap alias tidak terlalu terang dan ditempat yang asing, plus penatnya badan karena perjalanan, mereka sedikit sedikitkebingungan. Tapi semoga saja tidak bingung beneran. Tak perlu menunggulama-lama, para peserta kami tunjukkan ke kamar masing-masing agar bisa segera shalat maghrib, menenangkan pikiran dan mengistirahatkan badan.

***

Sesuai jadwal acara, malam pertama itu ada pembukaan jam setengah delapan dilanjutkan materi pertama dalam daurah. Dan untuk Instruktur Materi (IMAT) nya ternyataakan segera sampai di tempat acara. Dan benar saja, selang beberapa waktu beliausudah sampai. Saya salut dengan beliau ini; tepat waktu dan penuh semangat.Tapi masalahnya kami belum melakukan ceremonial pembukaan acara. Kalo tiba-tiba langsung masuk ke materi daurah kan lucu dan bisa-bisa peserta bingung. Dan ini tidak mungkin kami lakukan. Jadi mau gak mau saya harus memastikan ada pembukaan dulu.

Disini, degub hati saya muakin mengencang; yang pertama saya harus bisa mensukseskan pembukaan sesuai rencana dan memastikan semua panitia menjalankan amanahnya. Kedua,perasaan tidak enak karena IMAT sudah datang, itu artinya membuat IMAT harus menunggu beberapa waktu selama acara pembukaan berlangsung. Padahal menunggu itu membosankan. Apalagi yang menunggu itu IMAT, kan gak etis. Hal seperti itu sebenarnya kurang sopan. Tapi mau gimana lagi? namun hati saya sedikit tenang saat saya ingat bahwa beliau ini adalah orang yang sangat baik, pengertian dan sukasenyum. Yah begitulah kader dakwah alumnus IAIN Sunan Ampel Surabaya (kini UINSA Surabaya). Semoga saja beliau tidak kesal dengan keadaan seperti itu. dan insyaAllah saya yakin beliau tidak kesal. Hehe. Oh ya, beliau adalahUstadz Puput, begitu kami memanggilnya.

***

Pembukaanpun di mulai. Dalam acara ini ada sesuatu yang kurang; sang Ketum; Akhi Yogi sedang meninggalkan lokasi menuju Surabaya. Sebelum acara pembukaan beliau berpesan kepada saya. (Semoga ini bukan pesan terakhir beliau) ; “Tolong, sampaikan kepeserta ya, saya belum bisa menemani pembukaan, karena adik saya di ITS sedang sakit. Dan malam ini juga saya harus kesana. Saya akan kembali sekitar jam setengah sepuluh”.

***

Seperti yang direncanakan, setelah acara pembukaan langsung ke materi perdana dalamDM1. Alhamdulillah semua terlalui denganlancar. Kemudian setelah IMAT meninggalkan ruangan, di lanjutkan diskusi sebentaruntuk me-review materi yang baru saja di bahas. Setelah itu peserta dipersilahkan istirahat di kamarnya masing-masing.

Saya teringat. Malam pertama itu ada acara jalan malam. Sambil evaluasi, malam itu kami membahas teknis acara jalan malam. Dan setelah disepakati tugas masing-masing panitia, kami segera istirahat sambil menyiapkan untuk bangun jam dua dini hari. Jam baru menunjukkan pukul sebelas lewat dikit.

***

Dengan mata sedikit terbuka, saya coba lihat jam; sudah hampir jam dua, berarti harus segera bangun. Saya lihat Hp; ada sms. Ternyata dari tim panitia akhwat. “Akh,gimana, anak-anak jadi di bangunkan sekarang?”

Belum sempat membalas sms tersebut, saya tersadar bahwa ada sesuatu hal aneh yang saya rasakan malam itu. benar-benar aneh. Hingga saya sendiri selaku Master of Training (MoT) bingung, antara harus tetap menjalankan rencana jalan malam atau membatalkannya. Dan ternyata kesepakatan yang sebelumnya sudah di sepakati bersama, dengan sangat terpaksa melalui diskusi singkat memutuskan bahwa kami harus membatalkan acara jalan malam. Titik! Sebab kami memikirkan berbagai pertimbangan yang harus kami perhatikan matang-matang demi kelancaran dan keamanan pelaksanaan DM1 hingga akhir.

#Bersambung

12 nopember 2014, Saat kenangan terasa begitu indah.
Azailani

No comments: