Sebelum nyawa di tenggorokan, masih ada waktu untuk memperbanyak karya.
Sebelum nyawa ditenggorokan, masih ada kesempatan membahagiakan orang tua dan orang-orang tercinta.
Tapi…yang
lebih penting, sebelum nyawa ditenggorokan, masih adanya waktu
untukbertaubat. Sungguh, jika kesempatan ini telah berlalu, kepada siapa
lagi kita mau meminta maaf, epada siapa lagi mengakui kesalahan, kepada siapa lagi
mau meminta ampunan? sedang Allah tak mau memberi kesempatan karena memang jatah hidupnya sudah jatuh tempo.
Jika
Dia telah merasa cukup memberi waktu kepada kita untuk memaksimalkan
amal di dunia, maka tak ada lagi peluang tambahan, tak ada lagiper panjangan
waktu. Gak ada injured time bro!
Maka, kita berharap kepada Allah agar kita tidak seperti Fir’aun yang Allah ceritakan dalam al-Qur’an,
"Dan
Kami Selamatkan Bani Israil melintasi laut, kemudianFir‘aun dan bala
tentaranya mengikuti mereka, untuk menzalimi dan menindas(mereka).
Sehingga ketika Fir‘aun hampir tenggelam dia berkata, “Aku percayabahwa
tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan
akutermasuk orang-orang Muslim (berserah diri).” (Q.S. Yunus: 90)
Fir’aun
bersaksi atas keesaan Allah saat kesempatan untuk bertaubat telah
berlalu. Ia hendak beriman kepada Allah saat terhimpit nan sekarat menjelang ajal tiba.
Sehingga apa yang ia ucapkan hanyalah kesia-siaan. Sebab kau telah
telat wahai Fir’aun! Lihat, Allah menjelaskan dalam ayat selanjutnya,
“Mengapa
baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka
sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Yunus: 91)
Na’udzubillaah min dzaalik.
Wahai pemuda sekalian, di jalan yang berkilau kita berlindung kepada Allah dari hal semisal yang dialami Fir’aun, sebab kita sekali-kali bukan pengikut Fir;aun. Semoga saja Allah mudahkan kita dalam membaikkan ilmu, memperbanyak amal, dan menjaga keistiqomahan niat dan laku hanya untuk-Nya, dimanapun dan kapanpun, selalu begitu.Amiin.
Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment