Monday, July 7, 2014

KADO TERINDAH UNTUK AYAH BUNDA



“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(Q.S. Luqman : 14)

Berbicara tentang orang tua berarti berbicara tentang sesuatu yang luar biasa. Betapa tidak, merekalah yang
mengurusi anak-anaknya hingga besar. Dalam ayat diatas Allah memberi gambaran bahwa orang tua telah direpotkan dengan menyusui anaknya selama 2 tahun. 2 tahun bukanlah waktu yang sekejab untuk mengurus seorang bayi. Bahkan jauh sebelum lahir, calon bayi pun sudah banyak menyusahkan. Dari kepayahan sang Ibu dalam mengandungnya, semakin hari semakin bertambah oayahnya, yang ini berefek pada dirinya bahwa ia tak lagi sebebas ketika tidak mengandung. Mulai dari aktifitas fisik sampai suasana hati harus benar-benar ia jaga, demi kebaikan calon anaknya tersebut.

Usai melahirkan bukan berarti beban ibu (juga Ayah lho) selesai, tapi justru disitulah babak baru perjuangan di mulai, yakni perjuangan orang tua untuk membesarkannya; mulai dari menyusui, memberi kasih sayang, melindungi bahkan mendidiknya untuk menjadi anak yang sholih, yang kelak diharapkan bisa menjadi generasi penerusnya atau bahkan menjadi pahlawan keluarga dan agamanya. Segala kemampuan dan kekuatannya mereka korbankan demi memastikan putra putrinya bisa tumbuh kembang dan hidup mulia.
Lalu, sudahkah kita membalas semua itu? kiranya ini pertanyaan yang harus selalu kita munculkan. Untuk apa? Untuk menyadari dan mengakui bahwa betapa berat pengorbanan mereka, betapa besar jasa-jasanya, yang sampai kapanpun takkan lunas kita membalasnya. Atas itulah, hingga Allah pun simpati kepada manusia mulia yang bernama orang tua ini, “bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.

AllahuAkbar. Ternyata begitu besar perhatian Allah kepada jasa-jasa orang tua, hingga Allah sendiri menyebut orang tua setelah menyebut diri-Nya. Ini mengandung unsur yang luar biasa. Sebab kita tau, biasanya Allah menyebut Rasul-Nya setelah menyebut diri-Nya itu menandakan ada kepentingan yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Missal, “Katakanlah, Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir” (‘Ali Imron : 32). Disini, antara Allah dan Rasul bukan pilihan tapi keduanya harus di taati. Begitu juga contoh lain, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya…”. sama, antara beriman kepada Allah dan hari akhir bukan sesuatu yang bisa dipisahkan namun keduanya satu paket. Mengimani Allah berarti juga harus mengimani hari akhir.

Begitu pula saat Allah menyebut orang tua bersanding dengan penyebutan diri-Nya, ini pertanda amat penting. Amat besar maknanya. Sehingga siapa yang tidak bersyukur atau berterimakasih kepada kedua orang tuanya berarti ia tidak bersyukur kepada Allah. Sehingga tak bisa dipungkiri bahwa adzab anak durhaka disegerakan di dunia juga tertangguhkan untuk kelak di akhirat. Di dunia sengsara, di akhirat makin sengsara. Na’udzubillah. Kita berlindung kepada Allah dari hal-hal sedemikian.
Lalu bagi kita, kawan, apa yang mau kita persembahkan untuk kedua orang tua kita? apa bukti rasa terimakasih kita padanya? Mungkin jawaban kita beragam; ada yang ingin menemaninya hingga ia lanjut usia, ada yang mencukupi segala keperluannya, ada yang selalu menyenangkan hatinya, ada yang selalu mendoakan dalam sujud khusyu’nya, atau ada yang ingin mendalami suatu ilmu dengan harapan orang tuanya mendapat aliran pahala yang sama, atau bahkan ada juga yang membangun sarana umum / ibadah yang ini menjadi amal jariyah dirinya juga diperuntukkan kepada kedua orang taunya, ataupun hal lain yang menurut mereka tepat untuk menjadi bukti baktinya pada orang tua.

“Banyak jalan menuju roma”, begitu kata pepatah. Pun, berbakti kepada Ayah dan Bunda; banyak cara dan jalannya. Namun, Rasulullah mempunyai tawaran yang sungguh luar biasa. Yang jika ini kita lakukan, maka orang tua kita akan mendapat kado istimewa dari Allah SWT. Tawaran Rasulullah itu terangkum dalam hadith riwayat Ahmad dan at-Tabrani, “Barang siapa yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya, maka Allah akan memakaiakan kepada kedua orang tuanya sebuah mahkota pada hari kiamat, yang cahayanya lebih terang daripada cahaya matahari pada rumah-rumah penduduk dunia…”.
Subhaanallah.

Maka, saat kita membaca al-Qur’an lalu mengamalkannya, tentu hidup kita akan terbimbing. sebab al-Qur’an adalah petunjuk hidup, ia pembeda antara yang hak dan yang bathil. “Barang siapa yang berpegang teguh pada al-Qur’an dan as-Sunnah”, begitu pesan baginda Rasul “ia tidak akan tersesat selama-lamanya”. Namun, saat kita mau membaca dan mengamalkan al-qur’an ternyata bukan hanya kita yang mendapat segunung keuntungan dari al-Qur’an, tapi juga kedua orang tua kita. Mereka mendapat mahkota dari Allah SWT. Ini sesuatu yang sungguh-sungguh mengagumkan. Sebab mahkota di dunia saja hanya di peroleh bagi orang-orang pilihan menurut ukuran manusia, bagaimanakah mahkota dari Allah SWT? Tentu, orang-orangyang mendapatkan mahkota itu adalah orang istimewa. Dan, orang yang istimewa itu adalah ayah dan ibumu, kawan. Itulah yang akan kau persembahkan pada mereka jika Engkau membaca al-Qur’an dan mengamalkannya.

Masih ada atau tidak Ayah dan Bunda kita, Ini benar-benar kado terindah untuk mereka berdua.
***


Yang selalu merindu Senyummu, oh Ayah Ibuku…
Azailani.


No comments: