Sunday, April 27, 2014

SAATNYA KEMILAU, BUKAN GALAU



Pada banyak perjalanan sejarah, pemuda selalu penting adanya. “dalam setiap kebangkitan” ungkap Ustadz Hasan al-Banna, “pemudalah yang menjadi pengibar panji-panjinya”. Tak asing pula ungkapan sang presiden pertama RI, Bung Karno; “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan ku guncang dunia”. Wow.
Selalu saja pemuda keren keberadaannya, lihat saja para pendahulu kita, para orang tua, kepada siapa mereka berharab keterlanjutannya perjuangan negeri ini? Tentu kepada pemuda jawabannya. Mereka menaruh harap yang besar kepada kita. Generasi mudalah yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan mereka. Pengelolaan negeri ini. Generasi mudalah yang akan menggantikan mereka. Yang baik siap kita lanjutkan, yang kurang baik harus kita perbaiki. Dan yang jelek, buang saja..
Sadar gak sih, kitalah pemuda itu..!! Ternyata kita ini penting Bro…kita yang akan pegang cerita masa depan “keluarga besar” dunia ini.
Jika kita rasakan ketidakberesan saat ini, di negeri kita, bersiaplah menjadi generasi pengganti. Pengganti yang lebih baik dari generasi sebelumnya.

“..Kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain”(al-An’am: 6)
Jangan pernah putus asa, kita sangat berpeluang menjadi generasi pengganti. Nah, apa semua orang “layak” menjadi pengganti..?? harapan saya sih iya, tapi apa itu mungkin? Lagi, saya berharap mungkin! Tapi itu mustahil kawan. Selamanya ada dua sisi kehidupan; baik & buruk. Hanya saja kita bisa mengatur manakah yang akan kita unggulkan diantara keduanya. Kita diberi peluang; Manakah yang akan kita perjuangkkan, mana pula yang akan kita lestarikan? Ini yang perlu kita jawab dengan perjuangan kita, wahai mujahid muda. Jawabannya ada di dada kita sendiri. Ada detakkan apa di setiap nafas kita. jika itu kebaikan, beruntunglah kita, karena berhak menjadi generasi pengganti itu. InsyaAllah.
Saat ini milik kita. saatnya menyiapkan segala bekal untuk esok saat kita harus menggantikan mereka. Maka mulai saat ini harus meng-alFatih-kan diri. Mempersiapkan terangnya masa depan sebagaimana yang telah terjanjikan, man jadda wajada; siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Saat ini, sedini mungkin harus berkilau, tak ada lagi waktu untuk bergalau. Pula, tak ada sempat untuk sekedar berleha. Bukan pula saatnya menonton. Saat ini, saatnya menjadi pemain, biarlah orang lain jadi penonton. Hukum Allah jadi rambu. Lalu, jadilah kita aktor yang akan terus memperjuangkan pundi-pundi kebenaran. Jika Allah menilai kita telah layak, bersiaplah menjadi pengganti.

••
“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu Wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian”. (an-Nisa’: 133)

Para "pengganti" itu tentu tak semabarabg orang, bukan generasi asal. Tapi itulah generasi yang penuh "kilau" atas cahaya iman, cahaya Islam. Kita, semoga tergolong kedalam ini. yang tak lagi hobi bergalau. sebab, kini, saatnya kemilau bukan galau.

Mari.

Azailani

No comments: