Wednesday, December 4, 2013

HADAPI KENYATAAN


“Bagi yang sabar menghadapi derita, tabah menghadapi musibah, dan selalu istiqomah, melakukan perbaikan, maka atasnya ada pahala dan pengampunan dosa dari Rabbnya”
*Ahmad Zailani*

Apa yang terjadi, pastilah itu yang terbaik untuk kita, begitu sang guru menasehati. Guru yang lain menyatakan, tak ada yang lebih baik dari kenyataan. Saat ada singkong rebus yang siap santap, maka itu lebih baik dan lebih enak daripada ayam bakar yang tidak ada alias cuma diangan-angan tok. Intinya apa yang hadir dalam nyata, yang teralami sekarang adalah hal yang terbaik saat ini. Maka jangan pernah ada keluh kesah, buang jauh-jauh segal resah. Sebab saat ini adalah waktunya berbahagia, berbahagia bersama yang ada. “tidak sinuk memikirkan yang tidak ada” ungkap Aa Gym dalam masalah seperti ini.
Betapapun berat masalah yang kita hadapi, hal itu tak mampu untuk menjadi alasan berkerut dahi tanda tak terima dengan kenyataan. Dapat menjadi sakit hati , Apalagi menimbulkan patah hati. Oh, tidak! Kenapa harus besedih, masalah takkan bersolusi bila hanya diratapi. Mungkinkah dengan secuil masalah akan menutupi pandangan mata hati atas segala nikmat dan karunia. Bukankah karunia sang pencipta jauh lebih banyak dari masalah yang ada? Kita takkan pernah mampu menghitungnya, kawan. Maka jangan sampai masalah yang ada membutakan kita dan melenakan kita dari memandang berjuta-juta nikmat yang Allah berikan untuk kita. coba seimbangkan antara susah dan nikmat yang Allah berikan, selamanya tak akan seimbang, karena memang nikmat jauh lebih banyak dari permasalahan yang (mungkin) tidak kita sukai.
Kenapa harus bersedih coba? Apa karena gak terima atas beratnya ujian dan cobaan yang hadir? Cobaan yang satu belum selesai sudah timbul lagi masalah baru. Masalah belum kelar ada aja hal lain yang bikin sesek di hati. Bikin otak capek memikirkan. Duhai, berat sekali hidup ini. Kenapa menjadi terasa amat berat? Padahal Allah sendiri yang berfirman, “kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya” (al- An’am : 152).
Jadi, jika cobaan yang hadir ke kita adalah berat atau bahkan sangat berat, itu artinya kita semakin tinggi kelasnya dihadapan Allah SWT. Karena allah tak memberi musibah (baca:ujian) melainkan sesuai kemampuan kita. itu artinya kita lebih kuat dari masalah. Selamanya masalah tak akan melebihi kemampuan kiat. Ini janji Allah. Jadi sebenarnya selamanya kita lebih kuat dari masalah. Namun kenyataannya mengapa banyak orang jatuh karena adanya ujian? Salah satu alasannya karena ia tidak menyadari bahwa dirinya lebih kuat dari masalah. Yang ia persepsikan hanyalah besarnya masalah, sehingga ia seolah tak mampu menghadapi. Lalu ia mengaku lemah, mengaku kalah tak berdaya sebelum mencoba. Kalah sebelum berperang.
Dihadapan sang guru, murid SD tak layak menerima soal ujian milik anak SMA, kenapa? Belum kelasnya. Maka sangat wajar jika anak SMA mendapat ujian soal-soal SMA. Kenapa? Karena anak SMA memang udah layak, akan jadi lucu jika sudah SMA namun saat ujian ia diberi soal anak SD. Maka, bersyukurlah saat mendapat soal setingkat SMA atau lebih tinggi dari itu, berarti Engkau telah dianggap mampu oleh Allah. Maka bersyukurlah atas cobaan yang hadir semakin besar . Itu menggambarkan kelasmu (baca:derajatmu) dihadapan Allah semakin tinggi. Berbahagialah karena Engkau diberi kesempatan dan peluang untuk maju. Jikalau cobaan yang datang dapat engkau selesaikan dengan arif, bersiaplah naik kelas. Engkau akan menjadi pemenang. Inilah kabar gembira bagi orang yang sukses mengahdapi ujian yang menghampiri,
“Dan Kami pasti akan Menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguh-nya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali).” (Terjemahan al-Baqoroh : 155-156)
Maka bersyukurlah atas nikmat yang terbungkus kesusahan itu. Kesusahan hanyalah kulit luar, yang jika Engaku sanggup mengupas maka Engkau akan menikmati segala nikmat yang ada didalamnya; rahmat dan ampunan Allah,
“Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan-nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Terjemahan al-Baqarah:157)
Saat Allah telah memberi rahmat dan juga mengampuni kita, tentulah kita menjadi orang yang sangat beruntung. Betapa banyak maksiat telah kita lakukan, tidak jarang mata ini memandang yang tak layak dipandang, juga betapa sering melupakan Allah saat menikmati pemberianNya yang seolah itu murni hasil kerja, murni usaha, padahal sejatinya itu nikmat bisa sampai pada kita atas ijin Allah. Usaha dan ikhtiar hanyalah wasilah serta kewajiban kita dalam berusaha. Sekalipun kita keras bekerja tanpa ada ijin Allah, nikmat-nikmat itu kak akan sampai pada kita. maka alangkah indahnya atas segala yang kita upayakan dan membuahkan hasil disyukuri sebaik-baiknya, minimal ingat bahwa ini buka semata-mata atas usaha saya, tapi ada peran serta Allah berupa ridhonya. Atas segala kelalaian itu, dengan kesabaran kita dalam menghadapi musibah, dosa-dosa itu menjadi terampuni.
“Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan-nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Terjemahan al-Baqarah:157)
Betapa mulia tujuan Allah menghadirkan cobaan atau musibah kepada kita. didalamnya ada paket yang sangat mulia. Sejatinya segala musibah yang hadir adalah untuk kebaikan kita, jika kita mengetahui. Allaahuakbar.

No comments: