Sekilas
kisah nyata masa lalu. Kurang lebih seperti ini,
Ada
seorang anak desa di daerah Jombang, Jawa Timur. Ia tinggal dilingkungan
pesantren. Yang untuk makan sehari-hari ia harus membantu orang tuanya
mencangkul disawah. Semenjak kecil nuansa religious telah biasa ia temui.
Dengan kesungguhan hati ia rajin belajar, dan akhirnya ia menjadi anak yang
cerdas. Lalu bermaksud melanjutkan kuliah. Namun bagaimana dengan segala biaya
kuliahnya? Sedang untuk makan saja kerepotan.
Akhirnya
ia mencoba mencari jalur beasiswa prestasi, dan Alhamdulillah lolos seleksi. Ia
kuliah dengan beasiswa penuh tanpa bayar, dengan catatan jika prestasinya
menurun beasiswanya terancam putus. Dengan keadaan seperti itu, ia kepepet melakukan kerja keras dalam belajar. Berharap
agar besiswa tak dicabut. “saya bisa lulus kuliah” ucap beliau saat
menceritakan pengalaman pahitannya saat kecil.. “bukan karena pintar, tapi
karena saya takut kehilangan beasiswa, hehehe”.
Setelah
lulus, ia tak menyerah, tetap ingin melanjutkan studi kejenjang yang lebih
tinggi. Kini beasiswa luar negeri ia incar. Singkat cerita ia lolos mendapatkan
besiswa luar negeri dan akan melanjutkan kuliah ilmu agama Islam disana. Disebuah
universitas terkemuka dunia yang terkenal dengan kualitas internasional dalam
keilmuan Islamnya. Itulah Al-Azhar
University, kairo, Mesir.
Setelah
menempuh pendidikan disana, Ia kembali ke tanah air. Kini ia jadi orang penting
di Surabaya, bahkan Indonesia. Gelar akademis tertinggi –Doktor- telah ia
capai. Dan kini ia juga menjadi seorang
Profesor.
Kedalaman
ilmu agama Islamnya tak diragukan lagi. Beliau telah hafidh, hafal Al-qu’an 30
juz. ‘alim. Di abad 21 ini, di jawa
timur jika berbicara tentang ilmu Fikh, maka orang inilah yang banyak ditanya
oleh masyarakat. Sebab beliau telah benar-benar mendalami ilmu fikh dan berusaha memberikan penjelasan
yang mudah dimengerti banyak orang. Sekalipun
atas masalah-masalah terbaru yang dulu
belum muncul di era Rosulullah. Dengan dasar dan rujukan yang kuat ia sampaikan
hukum-hukum Islam yang sesuai syariat, bukan sekehendaknya. Saat ini Beliau
lebih dikenal dengan sebutan ahli fikh kontemporer.
Begitulah
kawan, keterbatasan yang dulu menyakitkan, ternyata merupakan jalan untuk kesuksesannya dikemudian hari.
Inilah rahasia Allah. Yang penting kita harus tegar dan sabar atas segala yang
terjadi. Hadapi kenyataan dengan gagah berani. Jangan berputus asa. Rahmat dan
pertolongan Allah amatlah dekat. Maka jangan pernah takut dengan janji Allah,
bahwa ada kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.
“Wahai orang-orang
yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.
Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (al-Baqoroh[2]:153)
“Dan Kami pasti
akan Menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa,
dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”
(al-Baqoroh[2]:154)
Lalu,
siapa orang-orang yang sabar itu?
“(yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn”
(sesungguh-nya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). (al-Baqoroh[2]:155)
Makanya,
saat Allah menguji kita, berarti Dia sedang ingin bukti bahwa kita teguh dalam
beriman kepada-Nya. Maka buktikan iman dengan amal dan perbuatan.
Beriman
sepenuh hati, sepenuh cinta.
No comments:
Post a Comment