Monday, October 28, 2013

Cara Allah Menguji Cinta Kita



Sekilas kisah nyata masa lalu. Kurang lebih seperti ini,
Ada seorang anak desa di daerah Jombang, Jawa Timur. Ia tinggal dilingkungan pesantren. Yang untuk makan sehari-hari ia harus membantu orang tuanya mencangkul disawah. Semenjak kecil nuansa religious telah biasa ia temui. Dengan kesungguhan hati ia rajin belajar, dan akhirnya ia menjadi anak yang cerdas. Lalu bermaksud melanjutkan kuliah. Namun bagaimana dengan segala biaya kuliahnya? Sedang untuk makan saja kerepotan.
Akhirnya ia mencoba mencari jalur beasiswa prestasi, dan Alhamdulillah lolos seleksi. Ia kuliah dengan beasiswa penuh tanpa bayar, dengan catatan jika prestasinya menurun beasiswanya terancam putus. Dengan keadaan seperti itu, ia kepepet  melakukan kerja keras dalam belajar. Berharap agar besiswa tak dicabut. “saya bisa lulus kuliah” ucap beliau saat menceritakan pengalaman pahitannya saat kecil.. “bukan karena pintar, tapi karena saya takut kehilangan beasiswa, hehehe”.
Setelah lulus, ia tak menyerah, tetap ingin melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi. Kini beasiswa luar negeri ia incar. Singkat cerita ia lolos mendapatkan besiswa luar negeri dan akan melanjutkan kuliah ilmu agama Islam disana. Disebuah universitas terkemuka dunia yang terkenal dengan kualitas internasional dalam keilmuan Islamnya. Itulah  Al-Azhar University, kairo, Mesir.
Setelah menempuh pendidikan disana, Ia kembali ke tanah air. Kini ia jadi orang penting di Surabaya, bahkan Indonesia. Gelar akademis tertinggi –Doktor- telah ia capai. Dan kini ia juga  menjadi seorang Profesor.
Kedalaman ilmu agama Islamnya tak diragukan lagi. Beliau telah hafidh, hafal Al-qu’an 30 juz. ‘alim. Di abad 21 ini, di jawa timur jika  berbicara tentang ilmu Fikh, maka orang inilah yang banyak ditanya oleh masyarakat. Sebab beliau telah benar-benar mendalami ilmu fikh dan berusaha memberikan penjelasan yang mudah dimengerti banyak orang.  Sekalipun  atas masalah-masalah terbaru yang dulu belum muncul di era Rosulullah. Dengan dasar dan rujukan yang kuat ia sampaikan hukum-hukum Islam yang sesuai syariat, bukan sekehendaknya. Saat ini Beliau lebih dikenal dengan sebutan ahli fikh kontemporer.
Begitulah kawan, keterbatasan yang dulu menyakitkan, ternyata merupakan  jalan untuk kesuksesannya dikemudian hari. Inilah rahasia Allah. Yang penting kita harus tegar dan sabar atas segala yang terjadi. Hadapi kenyataan dengan gagah berani. Jangan berputus asa. Rahmat dan pertolongan Allah amatlah dekat. Maka jangan pernah takut dengan janji Allah, bahwa ada kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (al-Baqoroh[2]:153)
“Dan Kami pasti akan Menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”
(al-Baqoroh[2]:154)
Lalu, siapa orang-orang yang sabar itu?
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguh-nya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). (al-Baqoroh[2]:155)
Makanya, saat Allah menguji kita, berarti Dia sedang ingin bukti bahwa kita teguh dalam beriman kepada-Nya. Maka buktikan iman dengan amal dan perbuatan.
Beriman sepenuh hati, sepenuh cinta. 

No comments: