Saturday, June 14, 2014

TAKWA, Solusi Beribu Masalah


“Bila beban begitu berat, jangan berfikir soal mampu atau tidaknya kita menghadapi, lakukan apa yang seharusnya dilakukan (takwa), tutuplah mata (tawakkal kepada allah)maka akan terjadi apa yang seharusnya terjadi (takdir Allah)”
Ust. M. Anis Matta, Lc

Takwa, kata Dr. Musthafa Dieb al-Bugha dalam syarah kitab Arba’in an-Nawawiyah, adalah kata yang singkat namun bermakna  padat, mencakup semua yang dibawa oleh Islam; aqidah, ibadah, muamalah, dan akhlak.

Dalam al-Qur’an, Allah pun sangat banyak menyebut tentang takwa dan menghimbau agar kita bertakwa.
Dari situ kita punya gambaran betapa luasnya makna takwa. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan takwa? Bagaimana agar kita menjadi orang yang bertakwa sesuai yang diharapkan Allah SWT?

Makna Takwa

Para salafush sholih mendefinisikan takwa dengan : Menaati Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nya, selalu berdzikir (tidak lupa), senantiasa bersyukur dan dan tidak kufur. Jadi, saat kita masih ada yang bertentangan dengan hal ini  waspadalah bahwa takwa kita masih belum total. Para kekasih Allah; para nabi dan orang-orang berilmu senantiasa hidup tentram karena mampu total dalam menjalankan ketakwaan kepada Allah

Dahsyatnya Takwa

Menaati, berarti kita tunduk atas segala aturan dan patuh atas segala perintah. Para muttaqiin (orang yang bertakwa) sejati tentu berusaha keras untuk memenuhi ini. Betapa pun yang terjadi baginya taat kepada Allah jauh lebih indah. Sebab ia ingat atas janji Allah SWT bahwa ia akan mendapat pertolongan-Nya berupa jalan keluar (Solusi) dan juga rezeki yang tidak pernah ia duga. Intinya mereka yakin Allah akan memberi apa yang mereka perlukan. Bukan hanya yakin, namun sangat yakin. 

Dengan penyerahan diri yang total, Rasulullah dan Abu Bakar mendapat perlindungan dari Allah saat mereka dikejar para kafir Quraisy untuk dibunuh. Begitu mencekamnya waktu itu, hingga tangan dan kaki Abu Bakar bergerak tanpa di gerakkan. Gemetar. Namun Rasul yang mulia, segera mengingatkan untuk menenangkannya, “La tahzan, Innallaha ma’ana” jangan bersedih, sungguh Allah bersama kita. Ya, karena Rasul sang muttaqin  sejati sehingga ia yakin bahwa Allah membersamainya, dan akan menolongnya.

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (an-Nahl: 128)

Sungguh siapa yang hanya bergantung kepada Allah maka pertolongan Allah sangat dekat hingga tak ada lagi sekat yang menghijabinya (menghalanginya) kecuali maksiat dan keingkaran kepada-Nya.

Apapun yang kita minta akan Allah beri. 
“dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Dalam sebuah hadith, Rasulullah menjelaskan bahwa Allah malu jika ada hamba-Nya yang menengadahkan tangan kepada-Nya jika Dia tidak memberinya. Maka atas semua doa dan pinta kita,  Allah pasti akan mengabulkannnya. Dan perlu diketahui, syarat tidak terhijabnya manusia dengan Allah adalah taat yang total, tanpa batas, ruang ataupun waktu. Dimanapun dan kapanpun. 

Jika selama ini doa-doa kita belum dikabulkan oleh Allah, sadarilah jangan-jangan selama ini masih ada penghalang (hijab) antara kita dengan Allah. Lalu bagaimana Allah akan mengabulkan doa kita jika doa kita tak sampai pada-Nya?

Rasulullah pernah mengingatkan, bagaimana seorang hamba akan dikabulkan doanya jika ia tumbuh dari makanan haram. Makanan haram adalah penghalang terkabulnya doa,maka begitu  juga perbuatan haram (sekecil apapun) menjadi ganjalan atas kelancaran terkabulnya doa.

Bisa jadi ketidaktaatan kita selama ini menjadikan doa kita terhalang dari Allah SWT, karena Allah adalah yang Maha Suci, tentu tidak bisa bertemu dengan sesuatu yang kotor. Semakin bersih hati kia da semakin sering kita ingat kepada Allah, insyaAllah menjadi jalan menuju ketakwaan yang sesungguhnya, menjadi muttaqin sejati, yang dengannya allah lebih mendengar doa-doa kita, lalu Allah memberi apa yang kita minta.

Sebenarnya solusi atas segala permasalahan yang kita hadapi adalah dengan mentakwakan diri, dengan mentaati Allah sepenuh hati, tanpa terkecuali. Hal inilah yang akan menimbulkan ketenangan lahir batin; hidup bersama Allah. Hidup menjadi tenang dan lebih barakah.

Jika Allah sudah ridha, alangkah mudah bagi-Nya memberi pertolongan, memberi jalan keluar atas segala persoalan hidup, yang semua itu belum bisa kita duga lewat dan dengan  apa Allah memberinya. Hanya saja kita yakini, Allah pasti dan pasti member solusi.

“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…”

Kesempurnaan Takwa

Diantara kesempurnaan takwa adalah meninggalkan  syubhat  (apa yang halal namun dikhawatirkan  membawa kepada yang diharamkan). Sesuai sabda Nabi, “Tidaklah seorang hamba mencapai derajat muttaqin (orang bertakwa) sehingga ia meninggalkan apa-apa yang sebenarnya tidak berdosa, namun dikhawatirkan mendatangkan dosa”

Hasan al-BAshry berkata, “Sifat takwa senantiasa melekat pada seorang yang bertakwa selama ia meninggalkan banyak hal yang sebenarnya halal, karena khawatir haram”

Wallahu a’lam.

(Ahmad Zailani, kader KAMMI Sunan Ampel Surabaya.)


No comments: