Monday, February 3, 2014

Cinta Allah membersamai para pencinta-Nya

Ini adalah contoh kecil dari karunia Allah. Karunia yang Ia hadirkan kepada para hamba-Nya yang bersungguh dalam ketaatan. Bersungguh dalam mencintai-Nya. Bagaimana tidak, kedua pihak yang hendak melakukan ijab qabul itu memurnikan prosesnya sejak awal; sejak menata niat, memilih, ta’aruf, khitbah hingga pernikahan. Mereka berusaha menjalani sesuai tuntunan syariat-Nya. Maka tak heran jika cinta Allah pun hadir menyapa mereka.

Lamongan. Ya, kota yang ada di Jawa Timur itulah yang pernah menjadi saksi sebuah mithaqon gholidzo -perjanjian agung- waktu itu. Antara dua pihak yang belum saling terikat dengan ikatan halal. Lalu dengan kesungguhan hati mereka berniat mensucikan hubungan sesuai ajaran mulia.

Sebuah jalan agung yang dilalui para pecinta. Inilah bukti dari pemuda dan pemudi pemberani; Menikah.
Mengingat apa yang terjadi menjelang detik-detik yang agung itu, saya sama sekali tidak lupa bahwa suasana siang itu sangat cerah, bahkan teriknya terasa begitu menyengat.

Saat perjalanan menuju ke tempat mempelai wanita, awan seolah tak mau menghalangi langit untuk langsung menyaksikan. Akhirnya tanpa rintangan,  sinar matahari menyorot kota lamongan. Benar-benar tanpa halangan. Puaaanas pol. Menyengat.

Siang itu, Jam 11 siang.

Menjelang sholat dluhur, matahari masih saja tak mau mengecilkan suhunya. Gerah –suasana panas dan berkeringat- begitu Nampak dari setiap orang yang telah hadir di Masjid tempat akan dilaksanakannnya proses ijab qabul. Ada yang berkipas-kipas, ada yang pasrah menikmati hangatnya suhu tubuh yang terus meninggi.

Prosesi ijab qobul direncanakan setelah sholat dhuhur. "Kini, Sholat dluhur telah usai. Saatnya menyaksikan moment-moment yang sakral" itulah yang sedikit saya ingat waktu itu. Ini moment penting bagi yang berhajat dan para tamu yang menyaksikan.

Menjelang akad yang suci, karunia Allah turun, langit yang tadi panas kini mulai meredup, mirip seperti mendung saat mau hujan. Angin sepoi-sepoi mulai berhembus dari segala sisi masjid. Cess. Semilirnya perlahan masuk kemasjid lalu menyapa setiap orang yang ada di dalamnya. Suasana mulai dingin. Begitu sejuk. Kesejukannya yang alami. Mengalahkan suasana gedung mewah yang full AC.

Pada saat ini semua yang hadir tak lagi kepanasan. Meski waktu itu sekitar pukul 12.30 siang hari, yang biasanya panas matahari sedang memuncak. Tapi lain cerita dimasjid itu, semua begitu menikmati kesejukan yang boleh dibilang langka, sebab suasana tengah hari yang sangat sejuk; tanpa AC. Juga proses akad nikah berjalan lancar sesuai harapan. Benar-benar berkesan.

Beginilah saat Allah membersamai orang-orang yang hanya bergantung pada-Nya.
Maka tak ada ketakutan, tak ada keraguan, juga tak ada kesedihan saat ikhtiar benar-benar telah dimaksimalkan. Cinta Allah pasti hadir membersamai para pecinta-Nya. Pertolongan Allah pasti hadir sejak pertama. Sesejuk hawa angin yang berhembus lembut. Menyusup hingga kekedalaman hati yang paling dalam. Penuh cinta dan bahagia.

Dengan, mengucap alhamdulillah, doaku moga mereka mengabadi hingga bertemu sang Ilahi.

***

Oleh : Zailani A. Laman Daw

No comments: