Sunday, November 10, 2013

Start NOW, not TOMORROW



Mari kita tengok sejarah kemerdekaan Indonesia, bahwa peran penting para pemuda sangat nampak disana. Meski dengan segala keterbatasannya; materi ataupun yang lainnya, mereka berusaha keras memberikan yang bisa diberikan, mengorbankan apa yang sanggup dikorbankan. Meski hanya berbekal nyawa sekalipun, ia berani maju untuk berjuang merebut memerdekakan. Sehingga pada masa itu pemuda adalah ujung tombak negeri ini dalam menuju kemerdekaannya. Tak heran jika dengan semangat juang yang tinggi nan optimis yang luar biasa, Bung Karno mengatakan; “beri aku 10 pemuda, maka akan aku guncang dunia”.
Semangat ini yang perlu kita teladani, bahwa berjuang tak harus menuggu nanti apalagi besok. Tidak! Apapun yang kita bisa perbuat, lakukan. Apa yang bisa kita sumbangkan, berikan. Jika kita bisa membina anak-anak sekitar, segera lakukan. Jika kita ingin menulis untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain, mulailah. Juga saat kita hanya sanggup menyapa kawan di jalan, lakukan setulus hati, dengan senyum sebagai bumbu sapaan terbaik. Saat inilah kesempatan yang ada yang harus dioptimalkan sebaik mungkin. Tanpa menunda! Start now, not tomorrow. Lebih baik sekarang sedekah 5000 (karena adanya segitu) daripada 7000 tapi menunggu besok.
Kembali pada sejarah, seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi kita bahwa pemuda dahulu tetap semangat untuk berkontribusi untuk mewujudakan kemerdekaan meski dengan bekal yang kurang memadai, harta yang terbatas juga fasilitas yang sangat minim, namun mereka sanggup berkontribusi. Semestinya aku, kamu dan semua, yang hidup di zaman serba moderen ini, lebih banyak ikut serta untuk melanjutkan cita-cita bangsa yang belum terwujud. Kita harus segera ambil peran didalamnya. Jangan bangga hanya menjadi penonton, namun tersenyumlah saat terjun sebagai pemainnya (pelaku perbaikan).
“Di masa sekarang ini”, begitu tulisan yang saya baca di RMOL.COM, “sering kali kita melihat atau mendengar banyak pemuda Indonesia melakukan hal-hal yang buruk, baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungannya. Jarang sekali kita melihat atau mendengar pemuda Indonesia melakukan hal-hal yang baik, terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya.”
Jika ada sebagian pemuda yang peduli terhadap kemajuan dirinya, keluarganya, dan orang lain serta bangsanya, tentu tidaklah banyak. berkumpul dipinggir jalan ataupun sudut kota tanpa tujuan yang jelas lebih disukai daripada majelis ilmu, ini salah satu indikasinya. Jadi yang sedikit adalah “seleksi alam”, orang-orang pilihan. “Dan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang paling baik” (Sho>d : 47). Dan orang-orang pilihan yang sedikit itulah yang mensyukuri nikmat hidup ini. “Dan sungguh, Kami telah Menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami Sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur” (al-A’ra>f : 10).
Sebagai pemuda muslim inspiratif, kita harus bisa menjadi bagian dari yang sedikit itu. “ya Allah, kumpulkanlah kami dengan yang sedikit” begitu salah satu doa Nabi SAW. Semoga dengan niat yang benar (tulus dan ikhlas) kita berusaha memanfaatkan segala karunia yang Allah titipkan untuk kebaikan, agar Islam benar-benar terbukti sebagai rahmatan lil’alamin dimuka bumi ini. Dan semoga kita bukan termasuk yang Allah sindir dalam surat al-Baqoroh ayat 243, “… Sesungguhnya Allah Memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur”.

=AZailani=