Wednesday, November 6, 2013

Temu Kader mengawali indahnya 1435 H (TEKAD)



Bersama KAMMI IAIN Sunan Ampel, BISA

A. Sambutan Ketum, Akh. Fahad Ubay :
Melihat sejarah tentang hijrah, bahwa sang Nabi SAW melakukan(setidak-tidaknya);
1) Sebelum hijrah membuat perencanaan-perencanaan kedepan; apa yang harus dikukan saat hijrah, bagaimana saat ditempat tujuan, bagaimana mensosialisasikan kedatangannya, bagaiman melakukan kerjasama-kerjasama dengan orang setempat, dan lain-lain.
2) Loyalitas; kesungguhan hati menjalani apa-apa yang telah direncanakan. Semaksimal mungkin mewujudkan yang sudah menjadi planingnya. Sehingga pelaksanaannya pun dengan sangat sungguh. Sepenuh hati. Maka hasilnya tak diragukan lagi, kaum Anshar dengan senang dan lapang ahti menerima kedatangannya. Siap menolang Rasul dan para shahabat (yang ikut hijrah). Kaum ashar dengan ketulusannya sipa berbagi. Kenapa demikian gemilang hijrah Rasulullah? Tentu karena Rasul telah merancangnya sejak awal, bagaimana agar kaum Anshar mau menerima kedatangannya. (mau penjelasan lebih lengkap? Baca Shiroh, he)
3) Ukhuwah/kolektifita ; menjalin kerjasama dengan pihak lain. Meski tidak sepaham dengan beliau, Rasul bisa melakukan kerjasama dengan kelompok lain. Contoh; beliau berhasil membuat “piagam madinah”?

B. Pejuang Malaysia, Akh Izzat : jangan sampai diri kita terlepas dari jamaah dakwah. Apalagi melepaskan diri, naudzubillah. Dengan atau tanpa hadirnya kita, Jamaah dakwah akan terus melaju. Dakwah bagaikan kereta, jika kita tak membersamainya maka kitalah yang akan tertinggal. Bye.bye. Mau?

C. Aktivis sejati, Akh Reza : KAMMI ini tujuannaya dakwah, kekuasaan bisa menjadi alat dakwah. Namun harus diingat, kekuasaan bukan tujuannya, ia hanya alat. Tanpa kekuasaanpun dakwah KAMMI tetap jalan. Jadi ambillah (baca:raihlah) alat dengan cara-cara yang dibenarkan dakwah. Jangan sekali-kali menyalahinya. Dan saat alat itu sudah dipegang, gunakan sebaik mungkin.

D. Ustad Gaul, Akh Fadhlu : mari singsingkan lengan baju, kita susun rencana untuk mengatur LBB (Lembaga Bimbingan Belajar). Karena anak-anak yang siap ajar sudah datang ke markas (ICDI). “ustad, kapan mulai belajarnya?” begitu saat ia datang kesana. Jadi ayo, secepatnya kita bicarakan ini. Diatur sebaik mungkin supaya berjalan lancar dan istiqomah. Ini kesempatan kita untuk berkontribusi. Tabungan amal jariah. Setitik ilmu yang dibagi, lalu diamalkan, kita mendapat pahala yang sama tanpa mengurangi pahala si pelaku.

E. Calon Presidan, AZailani : ya, dari berbagai ilmu yag telah disampaikan oleh saudara-saudara kita tadi, saya menyimpulkan bahwa kesimpulannya bisa disimpulkan sendiri-sendiri. (kan udah dengerin semua  ), bagi yang belum denger juga udah tau kok (kan udah baca  )

AZailani

NB : =dengan sedikit make-up (baca perubahan redaksi)=